Janganlah Membenci Neraka
Sejauh pengetahuan, di alam akhirat hanya ada dua tempat kembali. Pertama adalah neraka. Di sinilah pada hakekatnya manusia berada yang karenanya manusia lebih tepat disebut sebagai calon-calon ahli neraka daripada ahli surga (Jannah). Sementara tempat kembali yang kedua adalah surga atau Jannah.
“Sungguh bukanlah seseorang itu masuk al jannah karena amalannya. Para shahabat bertanya: “Demikian juga engkau wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam?” Beliau berkata: “Demikian juga saya, melainkan Allah subhanahu wata’ala melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. (HR. Al Bukhari no. 6463 dan Muslim no. 2816).
Ketika bercerita tentang surga, kurasa kita akan lebih antusias mendengarkan dan menyimaknya. Anganpun mulai membayang-bayangkan betapa bahagianya di sana. Namun sebaliknya, ketika kita mendengar neraka, seolah-olah hanya mendengar namanya saja kita enggan membicarakannya. Boleh jadi kita membencinya. Bahkan tak jarang diantara kita yang berangan-angan agar Allah SWT memusnahkannya saja (bc: neraka_pen).
Namun kita perlu ingat perkataan Allah SWT dalam surat Adz Dzariyat ayat 49 bahwa “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah”.
Jika kita membenci keberadaan neraka, maka sebenarnya kita akan meniadakan setengah dari keadilan. Sesungguhnya, di dalam neraka terdapat refleksi setengah keadilan. Dan di dalam surga terdapat refleksi setengahnya lagi. Jika neraka dihapuskan begitu saja, lalu kenapa manusia harus diperintahkan untuk selalu taat kepada perintah Allah SWT...? wallahu a'lam.
Semoga kita dihindarkan dari neraka.
Abdul Mun’im Mushtofa Halimah “Abu Basheer Ath Thurtusi” (sumber di sini).
Ahmed Fikreatif (narablog/blogger)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar