Menurut pendapat saya, yang mendorong untuk mengambil sikap
tersebut ada dua perkara:
1. Terpukaunya manusia di zaman kita ini oleh berbagai ilmu
pengetahuan (sains) yang berdiri diatas kenyataan,
sebab-sebab dan keharusan pengaruhnya pada musababnya,
sehingga sebagian orang mengira bahwa kelaziman akal tidak
dapat luput dalam suatu keadaan. Maka, api harus membakar,
pisau harus memotong, benda mati tidak mungkin berubah
menjadi hewan, dan orang meninggal tidak mungkin dapat hidup
kembali.
2. Sifat berlebihan pada jenis pertama dalam menetapkan
peristiwa-peristiwa luar biasa sebagaimana perkara hak dan
batil, hingga nyaris membatalkan hukum sebab-sebab dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan Allah bagi alam semesta
ini.
Ketiga: Pendapat pertengahan antara orang-orang yang
berlebih-lebihan dalam mempercayai dan keterlaluan dalam
mengingkari. Ia adalah pendapat yang saya kuatkan dan saya
ikuti.
Kesimpulan Pendapat Ini:
1. Al-Qur'anul Karim adalah tanda terbesar dan mukjizat
pertama dari Rasulullah Muhammad saw. dan Al-Qur'an
merupakan tantangan bagi ahli-ahli sastra bahasa Arab
khususnya dan bagi seluruh manusia umumnya. Dengan
Al-Qur'an, kenabian Muhammad memiliki keistimewaan
tersendiri dibandingkan dengan kenabian-kenabian sebelumnya.
Dalil atas kenabiannya yang benar adalah obyek risalahnya
itu. Ia adalah Kitab yang merupakan mukjizat yang mengandung
hidayat dan ilmu-ilmunya, keindahan lafal dan maknanya serta
penjelasan hal yang gaib di masa lalu, sekarang dan masa
yang akan datang.
2. Allah Ta'ala memuliakan penutup Rasul-rasul-Nya dengan
tanda dan peristiwa luar biasa yang nyata dan
bermacam-macam. Tetapi Allah tidak memaksudkan semua itu
sebagai tantangan, yakni untuk menegakkan hujjah atas
kenabian dan risalahnya yang benar, melainkan sebagai
penghormatan atau rahmat dari Allah dan kekuatan baginya
serta pemeliharaan terhadapnya bersama-sama orang-orang yang
beriman dengannya, jika dalam keadaan sulit. Oleh karena
itu, peristiwa-peristiwa luar biasa itu tidak terjadi untuk
memenuhi permintaan orang-orang kafir, bahkan sebagai rahmat
dan kemuliaan dari Allah bagi Rasul-Nya dan kaum Mukmin.
Dalam hal itu, misalnya peristiwa Isra' yang telah
disebutkan dengan jelas dalam Al-Qur'an; dan Mi'raj yang
diisyaratkan oleh Al-Qur'an dan disebutkan dalam hadis-hadis
yang shahih. Turunnya para malaikat untuk mengukuhkan dan
membela orang-orang yang beriman di Perang Badar, turunnya
hujan untuk memberi minum dan membersihkan mereka,
mengukuhkan kaki mereka pada saat hal itu tidak dialami oleh
kaum musyrikin, padahal mereka berada di dekat kaum
Muslimin. Perlindungan Allah terhadap Rasul-Nya dan
sahabatnya di dalam gua ketika hijrah, dan meskipun kaum
musyrikin menemukan tempat itu, sehingga andaikata salah
seorang dari mereka melihat ke bawah, tentulah kedua orang
itu akan terlihat, dan lain-lain yang tercantum dalam nash
Al-Qur'an.
Juga yang sama dengan peristiwa itu adalah rasa kenyang
sejumlah besar kaum Muslimin oleh makanan yang hanya sedikit
ketika perang Ahzab dan Tabuk.
3. Sesungguhnya kami tidak menetapkan peristiwa-peristiwa
luar biasa semacam ini, kecuali yang telah dinashkan dalam
Al-Qur'an atau disebutkan dalam Sunnah yang shahih. Adapun
yang selain itu dan memenuhi kitab-kitab, maka kami tidak
menerimanya dan tidak memperhatikannya .
Di antara hadis-hadis shahih dan kuat, ialah:
3.1. Hadis yang diriwayatkan oleh sekelompok sahabat tentang
"rintihan batang kurma" di atas ketika Nabi saw. pertama
kali berkhutbah. Tatkala dibuatkan mimbar baginya dan beliau
berdiri diatasnya untuk berkhutbah, terdengarlah suara dari
batang kurma, seperti induk unta yang meratapi anaknya.
Kemudian Nabi saw. menghampiri dan mengusapkan tangannya
pada pohon itu. Maka, batang kurma itu pun terdiam.
Berkata Al-Allamah Tajuddin As-Subki:
"Rintihan batang kurma adalah mutawatir, karena ia
diriwayatkan oleh sekelompok sahabat, hingga sekitar 20
orang dan banyak perawi yang shahih, sehingga memastikan
terjadinya."
Begitu pula Qadli Iyadl berkata dalam Asy-Syifa': "Hadis itu
mutawatir."
3.2. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan
Ashabus Sunan lainnya dari sekelompok sahabat mengenai
"pengadaan air yang banyak dengan cara yang tidak biasa
dilakukan."
Hal itu dilakukan dalam peperangan-peperangan dan
perjalanan-perjalanan Nabi saw, misalnya pada perang
Hudaibiyah, Tabuk dan lainnya.
Diriwayatkan oleh Syaikhan, dari Anas bahwa Nabi saw. dan
para sahabatnya berada di Zaura', lalu ia menyuruh mengambil
segelas air. Kemudian beliau mencelupkan telapak tangannya
ke dalam gelas, lalu air terus rnemancar dari celah-celah
jari dan ujung-ujung jarinya. Kemudian para sahabat Nabi
saw. berwudhu dengan air itu.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, dari Al-Barra' bin Azib
bahwa mereka berada bersama 1400 orang pada hari Hudaibiyah
dan mereka menguras sumur Hudaibiyah tanpa meninggalkan
setetes pun di dalamnya. Kemudian Nabi saw. mendengar hal
itu dan menghampirinya. Beliau duduk di atas tepinya,
kemudian menyuruh mengambil sebuah bejana berisi air, lalu
berwudhu. Setelah itu, beliau berkumur dan berdoa, lalu
menyemburkannya ke dalam sumur itu. Al-Barra, berkata,
"Kemudian kami meninggalkannya tidak begitu jauh. Maka
keluarlah air dari sumur itu yang mencukupi dan
mengenyangkan ternak-ternak kami serta para pengendaranya."
Banyak sekali hadis yang diriwayatkan mengenai "mengalirnya
air" sebagai mukjizat Rasulullah saw. dengan riwayat yang
shahih.
3.3. Riwayat-riwayat yang ada dalam kitab-kitab Sunnah
berupa pengabulan Allah Ta'ala terhadap doa Nabi saw. di
tempat-tempat yang tidak terbilang banyaknya, misalnya untuk
menurunkan hujan, ketika perang Badar agar diberi
kemenangan, bagi Ibnu Abbas agar diberi kepandaian dalam
ilmu agama, bagi Anas agar diberi anak yang banyak dan umur
panjang, bagi sebagian orang yang mengganggunya dan
sebagainya.
3.4. Kabar-kabar yang shahih tentang kejadian-kejadian yang
bakal terjadi, sebagaimana diberitahukan oleh Rasulullah
saw. sebagian di masa hidupnya dan sebagian sesudah
wafatnya, misalnya penakluk negeri Yaman, Basrah dan Persia.
Sabda Nabi saw.: "Engkau akan dibunuh oleh golongan yang
zalim." Sabda Nabi saw. Tentang Al-Hasan: "Sesungguhnya
putraku ini adalah pemimpin dan dengan lantaran Allah akan
mendamaikan antara dua golongan dari kaum Muslimim."
"Pemberitahuannya tentang penaklukan Konstantinople dan
lainnya."
4. Adapun peristiwa-peristiwa luar biasa dan mukjizat-
mukjizat yang yang tidak sah riwayatnya, maka kami tidak
membenarkan dan mengesampingkannya, meskipun tersiar di
antara ummat Muslim.
Kami anggap cukup disini mengenai riwayat, bahwa ketika Nabi
saw. bersembunyi di dalam gua sewaktu hijrah ke Madinah,
datang dua ekor merpati bertelur di mulut gua di samping
sebatang pohon yang tumbuh, lalu menutupi pintu masuk gua.
Kisah ini tidak tercantum dalam hadis shahih, hasan maupun
dhaif.
Adapun pembuatan sarang laba-laba di gua, maka terdapat
riwayat mengenai itu yang dinilai hasan oleh sebagian ulama
dan dinilai lemah oleh sebagian lainnya. Pada lahirnya,
Al-Qur'an menunjukkan bahwa Allah Ta'ala menolong Rasul-Nya
ketika hijrah dengan pasukan yang tidak terlihat.
Firman Allah swt.:
"Maka Allah menurunkan ketenanganNya kepada (Muhammad) dan
menolongnya dengan pasukan yang tidak dapat kamu lihat."
(Q.s. At-Taubah: 40).
Laba-laba dan merpati adalah pasukan yang terlihat dan tiada
keraguan bahwa pertolongan dengan pasukan yang tidak
terlihat dan tidak tersentuh lebih menunjukkan kekuasaan
Ilahi dan kelemahan manusia. Peristiwa-peristiwa luar biasa
ini tersiar diantara mayoritas Muslimin disebabkan adanya
puji-pujian Nabawi dari para ulama periode belakangan,
khususnya "Burdah" oleh Al-Bushiri vang mengatakan:
Mereka mengira merpati tidak bertelur dan
aba-laba tidak bersarang
untuk melindungi sebaik-baik mahluk
Perlindungan.Allah sudah mencukupi
tanpa baju besi berlapis maupun
benteng yang tinggi.
Inilah sikap kami terhadap peristiwa-peristiwa luar biasa
dan mukjizat-mukjizat Nabawi yang dinisbatkan kepada Nabi
saw.
Wabillaahit Taufiq.
MUKJIZAT-MUKJIZAT NABAWIAH, PENDAPAT DIANTARA ORANG-ORANG YANG KETERLALUAN DAN CEROBOH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar