Bila Keuangan Keluarga Terbatas

Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Saya ibu rumah tangga yang baru beberapa bulan lalu menikah. Saya punya persoalan yang agak rumit berkaitan dengan bagaimana mengatur keuangan. Apalagi menjelang lebaran yang harga-harga kebutuhan pokok terus merangkak naik. Perlu ibu ketahui, sebelum menikah saya tidak pernah mengalami kesulitan dalam masalah ini. Kebetulan saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang cukup secara finansial. Sewaktu masih kuliah dulu, kalau kehabisan uang saya tinggal telepon orang tua dan akan segera dikirim sesuai dengan yang saya perlukan. Setelah menikah saya terkaget-kaget juga. Apalagi penghasilan suami saat ini pas-pasan. Saya bisa memaklumi karena dia juga karyawan baru di sebuah perusahaan. Bagaimana caranya agar saya bisa sukses mengatur keuangan keluarga? Saya akui kalau saya memang tipe orang yang agak boros. Terima kasih atas saran-saran ibu.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
Yuli
Bogor

Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
Ibu Yuli yang baik,
Menjadi ibu rumah tangga baru memang bukan sesuatu yang mudah. Saya bisa memahami kesulitan yang Anda hadapi, karena masalah ini merupakan persoalan baru dalam kehidupan Anda. Kalau dulu Anda perlu uang tinggal minta orang tua, sekarang tentu tidak bisa lagi. Anda sudah punya suami, dan sekarang orang tua sudah menyerahkan tanggung jawabnya pada suami Anda. Suami sebagai kepala keluarga memang wajib mencukupi kebutuhan nafkah isteri dan anak-anaknya dengan berbagai usaha yang halal. Nafkah yang cukup  merupakan unsur penting untuk terpenuhinya kebutuhan hidup dalam keluarga. Kebutuhan hidup sejatinya mencakup kebutuhan asasi seperti sandang, papan dan pangan, kebutuhan dharuri seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, dan kebutuhan kamali. Keluarga akan dapat hidup sejahtera, mandiri, bahkan bisa memberi secara finansial jika cukup materi. Merasa cukup dengan nafkah yang diberikan suami sesungguhnya tidak ditentukan oleh jumlah harta yang dimiliki, tapi oleh perasaan qanaah (perasaan cukup) atas rizki yang Allah karuniakan. Karena sebesar apapun pendapatan kita, tidak akan bisa cukup kalau kita sendiri tidak merasa cukup dengan yang kita dapat.
Ibu Yuli yang baik,
Munculnya kesadaran bahwa Anda tipe orang yang boros merupakan langkah awal yang baik untuk sukses mengatur keuangan. Langkah berikut bisa dilakukan. Cobalah buat anggaran sesuai kebutuhan bukan keinginan. Belajarlah untuk membuat skala prioritas mengenai kebutuhan keluarga. Aturlah sebaik mungkin jangan sampai lebih besar pasak dari pada tiang. Sebelum berbelanja Anda juga bisa melakukan survei harga-harga di toko. Carilah toko yang menjual barang-barang dengan harga miring tanpa mengurangi kualitas. Di sinilah diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam merencanakan, menyusun, dan melaksanakan rencana keuangan keluarga.
Ibu Yuli yang baik,
Walau Anda merasa keadaan yang dihadapi saat ini cukup sulit, apalagi dengan harga-harga kebutuhan hidup yang terus merangkak naik, tetaplah berusaha untuk selalu bersyukur. Dengan bersyukur, maka nikmat Allah akan terus bertambah.
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (TQS. Ibrahim:7)
Bagaimana pun, Anda dan keluarga termasuk orang yang masih beruntung. Begitu lulus sekolah, langsung dapat suami. Tidak sedikit wanita yang harus menghidupi dirinya sendiri begitu selesai kuliah karena orang tua sudah tidak mau menyuplai terus menerus. Walau mungkin gaji suami pas-pasan, alhamdulillah dia masih bisa bekerja, di tengah sulitnya mencari pekerjaan saat ini. Yang terpenting rezeki yang didapat adalah halal dan berkah, serta hidup berhemat. Cobalah mulai Anda pikirkan untuk mencari usaha tambahan yang mungkin bisa dilakukan tanpa mengabaikan peran utama sebagai ummun dan rabbatul bait. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan karuniaNya kepada Ibu dan keluarga. Amiin.

Sumber : Tabloid Media Umat

Tidak ada komentar: